Catatan Peternakan #8: Dampak Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) Pada Peternakan
Hallo kawan peternakan!
Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas mengenai dampak Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di dunia peternakan. Simak ya!
Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) memberikan dampak secara signifikan baik untuk ternaknya secara langsung, peternak, maupun perekonomian. Berikut merupakan beberapa dampak yang diakibatkan oleh PMK:
Dampak terhadap ternak. PMK yang menyerang pada ternak, secara langsung akan berdampak pada sistem produksi ternak. Hal tersebut dapat dilihat pada ternak bahwa ketika terinfeksi virus PMK maka akan ada penurunan berat badan karena nafsu makan ternak juga menurun, penurunan produksi susu pada ternak perah, meningkatnya risiko abortus pada sapi bunting, kematian ternak, hingga penurunan harga jual sapi. Dampak jangka panjang pada sistem produksi ternak yang diakibatkan oleh PMK antara lain penurunan tingkat fertilitas, perubahan struktur populasi ternak, serta panjangnya calving interval. Dampak tersebut membuktikan bahwa PMK memang menjadi penyakit yang cukup serius dan harus ditangani dengan cepat dan tepat.
Dampak terhadap peternak. Perlu kita ketahui bahwa PMK juga memberikan dampak yang signifikan bagi peternak, terutama peternak rakyat. Hal tersebut disebabkan karena peternak rakyat menganggap bahwa ternak miliknya bukan sekedar ternak peliharaan saja, tetapi juga dijadikan sebagai tabungan/cadangan untuk kehidupan di masa yang akan datang. Dampak yang ditimbulkan akibat PMK kepada peternak yaitu peternak mengalami ancaman secara psikologis. Ancaman tersebut berupa kecemasan dan kegelisahan akibat kondisi ternak miliknya.
Dampak terhadap manajemen pemeliharaan. PMK juga memiliki dampak pada manajemen pemeliharaan ternak. Dampak tersebut dapat dirasakan dengan meningkatnya aktivitas peternak di kandang untuk melakukan kegiatan perawatan dan pengendalian penyakit pada ternak yang terkena PMK. Intensitas peternak akan lebih sering datang ke kandang untuk memastikan bahwa ternak miliknya mau makan dan dalam kondisi yang baik. Peternak juga harus melakukan kegiatan manajemen yang ketat terutama kegiatan biosecurity untuk meminimalisir penyebaran PMK ke ternak yang lainnya. Selain itu, peternak juga harus memberikan pakan tambahan, seperti mineral maupun pemberian vitamin untuk membantu mempercepat proses pemulihan ternaknya.
Dampak terhadap kehidupan sosial. Adanya PMK di Indonesia juga memberikan dampak pada kehidupan sosial masyarakat. Dampak tersebut berupa pembatasan mobilitas, baik manusia, alat transportasi, maupun ternak. Hal tersebut bertujuan untuk mencegah penyebaran PMK, dari luar peternakan maupun dari dalam ke luar peternakan. Selain itu, adanya PMK juga menyebabkan penutupan pasar hewan, sehingga tidak ada transaksi jual beli ternak.
Dampak terhadap ekonomi. PMK memberikan ancaman yang serius di bidang ekonomi. PMK yang menyebabkan adanya penurunan produksi produk peternakan maka akan berpengaruh pada sektor lainnya, sehingga dengan hal ini PMK mampu mempengaruhi perekonomian daerah bahkan nasional. Peternakan di Indonesia yang didominasi peternak rakyat sangat merasakan dampak secara ekonomi akibat adanya PMK. Peternak yang ternaknya terdampak PMK, akan mengeluarkan biaya tambahan seperti biaya pengobatan, sedangkan nilai jual ternak juga mengalami penurunan. Disisi lain, dengan adanya PMK juga mengakibatkan penurunan permintaan pasar akibat turunnya harga beli terhadap produk peternakan.
Penjelasan tersebut menggambarkan kurang lebih bagaimana dampak yang ditimbulkan akibat PMK. Dampak tersebut membuktikan bahwa PMK menjadi salah satu penyakit yang serius di dunia peternakan karena dampak yang ditimbulkan tidak hanya jangka pendek tetapi juga sampai jangka panjang.
Bagaimana Pengendalian dan Pemberantasan PMK?
Cek postingan berikutnya ya!
Salam peternakan!
Referensi:
Kementan. 2022. Mengenal Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Leaflet PMK. Seri 1.
Rohma, M. R., A. Zamzami., H. Putri., H. Adelia., dan D. Cahya. 2022. Kasus penyakit mulut dan kuku di Indonesia: epidemiologi, diagnosis penyakit, angka kejadian, dampak penyakit, dan pengendalian. National Conference of Applied Animal Science. 3(3): 15-22.
Solikin, N., S. andaruisworo., E. Yuniati., A. Tanjungsari., Anifiatiningrum., M. A. Yusuf., dan H. M. Yasin. 2023. Geliat usaha peternakan sapi rakyat pasca wabah penyakit mulut dan kuku di Kabupaten Kediri. Journal of Academic and Multidicipline Research. 2(3): 59-64.
Komentar
Posting Komentar