Catatan Peternakan #6: Tanda-Tanda Ternak Yang Terinfeksi Virus PMK
Hallo kawan peternakan!
Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas mengenai tanda-tanda ternak yang terinfeksi virus PMK. Simak ya!
Satu tahun kebelakang tepatnya pada tahun 2022, Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) datang kembali ke Indonesia. Virus PMK menginfeksi ternak-ternak milik peternak. Penyebaran virus yang cepat menyebabkan PMK dengan cepat pula menyebar ke berbagai daerah di Indonesia. Nah, kira-kira bagaimana ya tanda-tanda ternak yang terinfeksi virus PMK? Simak penjelasan berikut!
GEJALA KLINIS TERNAK YANG TERINFEKSI VIRUS PMK
Kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dapat diketahui dari beberapa tanda-tanda yang muncul pada ternak. Pada masa inkubasi, kasus PMK banyak dilaporkan sebagai penyakit BEF (Bovine Ephemeral Fever). Hal tersebut mengharuskan adanya peninjauan lebih lanjut hingga gejala klinis ditemukan pada ternak. Gejala klinis yang muncul apabila ternak terinfeksi virus PMK sebagai berikut:
Adanya liur yang berlebihan (hipersalivasi)
Timbulnya lesi atau lepuh pada bagian mulut, lidah, gusi, nostril, bibir bagian dalam, puting, serta kulit di bagian tracak kaki
Suhu tubuh meningkat atau demam tinggi hingga 41 derajat celcius
Nafsu makan menurun
Lemah/lesu
Kepincangan pada ternak sehingga enggan berdiri dan cenderung berbaring
Penurunan produksi susu pada ternak perah
Penyusutan bobot hidup ternak
Secara subklinis, PMK terbagi ke dalam dua fase yaitu fase infeksi subklinis noetrik dan persisten. Infeksi subklinis neotrik akan mengacu pada fase akut inang yang telah resisten secara alami, sedangkan infeksi subklinis persisten disebut sebagai negara karier yang membawa virus PMK. Secara umum, tanda-tanda ternak yang terinfeksi virus PMK memiliki kesamaan di seluruh spesies hewan. Namun, tingkat keparahan dipengaruhi oleh karakteristik intrinsik dari strain virus serta kerentanan dari inangnya. Tingkat mortalitas akibat PMK rendah yaitu hanya 1-5%, namun tingkat morbiditas pada ternak yaitu 10-100%. Berikut gambar ternak yang terinfeksi virus PMK:
(Rohma et al., 2022)
Ternak yang diduga terinfeksi PMK, perlu dilakukan uji laboratorium untuk mengetahui status ternak tersebut sudah terjangkit PMK atau tidak. Uji yang dilakukan untuk mendeteksi virus PMK dapat dilakukan menggunakan RT-PCR, ELISA, dan NSP. Pada uji dengan metode ELISA digunakan sebagai langkah identifikasi adanya infeksi secara serologi, sedangkan NSP (Non Structured Protein) untuk mendeteksi antibodi. Spesimen yang dapat digunakan untuk uji virus PMK yaitu cairan dari lepuh, sel epitel pada lepuh, cairan dari orofaring dan darah. Pada kasus ternak mati, dapat diambil jaringan limphoglandula, thyroid, ginjal, limpa serta jantung.
Bagaimana virus PMK bisa menyebar dengan cepat?
Cek postingan berikutnya ya!
Salam Peternakan!
Referensi:
Jamal, S. M., dan G. J. Belsham. 2013. Foot-and-mouth disease: past, present and future. Veterinary research. 44(1): 1-14.
Okti, R. D., Megawati., L. Alfianto., M. I. Affandi., N. M. Angelin., Y. R. D. Rhemahita., R. Rasta., Darmawan., F. Magfiroh., D. I. Mawarni., A. E. S. Ningrum., dan P. S. Hutama. 2023. Sosialisasi pencegahan dan penanganan virus PMK pada ternak di Desa Mojosari, Kecamatan Puger, Kabupaten Jember. Jurnal Riset Rumpun Ilmu Hewani. 2(1): 1-8.
Rohma, M. R., A. Zamzami., H. Putri., H. Adelia., dan D. Cahya. 2022. Kasus penyakit mulut dan kuku di Indonesia: epidemiologi, diagnosis penyakit, angka kejadian, dampak penyakit, dan pengendalian. National Conference of Applied Animal Science. 3(3): 15-22.
Stenfeldt, C., dan J. Artz. 2020. The carrier conundrum; a review of recent advances and persistent gaps regarding the carrier state of foot-and-mouth disease virus. Journal of Pathogens. 9(167): 1-27.
Sudarsono, R. P. E. 2022. Kajian epidemiologi kejadian diduga penyakit mulut dan kuku di Kabupaten Lamongan. Journal of Basic Medical Veterinary. 11(1): 56-63.
Komentar
Posting Komentar