Catatan Peternakan #2: Prinsip Pengomposan dan Tahapan Pengomposan dalam Pembuatan Pupuk Kompos

Hallo kawan peternakan!


Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas mengenai prinsip pengomposan dan tahapan pengomposan dalam proses pembuatan pupuk kompos. Simak ya!



Bagaimana prinsip pengomposan dalam proses pembuatan pupuk kompos?

    Proses pengomposan dalam pembuatan pupuk kompos memiliki prinsip yaitu penurunan kadar C/N rasio yang terdapat pada bahan organik sehingga mendekati C/N rasio tanah yaitu <20 melalui beberapa tahapan (Ratriyanto et al., 2019). Nilai C/N rasio pupuk kompos yaitu 10-20 (Tantri et al., 2016). Proses pembuatan pupuk kompos dapat berlangsung secara aerob dan anaerob. Pada proses penguraian anaerob, rentang C/N rasio yang optimum adalah 25% sampai 30%. Apabila C/N rasio terlalu tinggi, maka nitrogen akan terkonsumsi sangat cepat oleh mikroorganisme untuk memenuhi kebutuhan protein sehingga tidak akan bereaksi lagi dengan sisa karbon. Akan tetapi, apabila C/N rasio terlalu rendah maka nitrogen akan dibebaskan dan terkumpul ke dalam bentuk NH4OH (Widyasmara et al., 2012). 



Bagaimana tahapan-tahapan pengomposan dalam proses pembuatan pupuk kompos?

    Pada proses pembuatan pupuk kompos terdapat beberapa tahapan-tahapan. Berikut merupakan tahapan-tahapan dalam proses pembuatan pupuk kompos:

  1. Tahap Mesofil. Tahap mesofil merupakan tahap paling awal dalam proses pembuatan pupuk kompos. Pada tahap ini mikroorganisme akan menyesuaikan diri dengan lingkungan baru serta akan terjadi penurunan pH karena adanya produksi asam organik. Suhu pada tahap mesofil yaitu 350C. Pada tahapan ini, bakteri mesofilik akan memanfaatkan bahan organik di feses ternak sebagai media untuk tumbuh. Tahap mesofil akan berlangsung dari hari ke-0 sampai minggu ke-2 pada proses pembuatan pupuk kompos.

  2. Tahap Termofil. Tahap termofil merupakan tahap yang akan terjadi peningkatan suhu yang disebabkan karena akumulasi energi panas akibat proses metabolisme yang terjadi secara aerob. Pada tahap ini, suhu akan meningkat yaitu pada 550C sampai 600C. Peningkatan suhu tersebut akan mematikan organisme patogen yang terdapat pada feses ternak dan akan berakhir pada suhu di bawah 400C. Mikroorganisme yang berperan pada tahap termofil yaitu bakteri dan jamur. Tahapan ini dimulai pada minggu ke-3 pembuatan pupuk kompos.

  3. Tahap Pemasakan. Tahap pemasakan merupakan tahap degradasi bahan beracun dan berbahaya bagi tanaman. Kandungan dalam feses ternak yang mengganggu pertumbuhan tanaman berupa amonia dan asam lemak akan didegradasi, sehingga pada tahapan ini harus dipastikan bahwa pupuk benar-benar dalam keadaan matang sebelum ke tahap berikutnya. Pada tahap pemasakan, terjadi proses transformasi senyawa organik kompleks menjadi humus yang disebut sebagai proses humifikasi. Selain itu juga terjadi proses nitrifikasi yaitu amonia menjadi nitrit dan nitrat. Suhu akhir proses pengomposan yaitu 300C sampai 400C serta terjadi proses penurunan kadar air mencapai 50%. Tahapan pemasakan ini bisa berlangsung selama 1 bulan.

  4. Tahap Pendinginan. Tahap pendinginan merupakan tahap penurunan suhu hingga menjadi normal kembali. Pada tahapan ini sudah menjadi pupuk yang aman digunakan karena senyawa-senyawa berbahaya dalam pupuk sudah netral. Pada tahap ini suhu berada di bawah 400C yang menyebabkan aktivitas organisme mesofil akan kembali. Pada tahap ini pH kompos juga mendekati pH netral kompos. Tahapan pendinginan dapat berlangsung selama 1 bulan. 


Apa saja mikroorganisme yang berperan dalam proses pengomposan?

    Pada pembuatan pupuk kompos terdapat mikroorganisme yang membantu proses pengomposan. Mikroorganisme yang berperan dalam proses pengomposan sebagai berikut:

  1. Bakteri. Pada proses pengomposan, bakteri yang berperan yaitu bakteri mesofilik dan bakteri termofilik. Bakteri mesofilik merupakan bakteri yang hidup pada suhu 250C sampai 400C dengan pH 5-6. Contoh bakteri mesofilik yaitu Escherichia coli dan Enterobacter sp. Bakteri termofilik merupakan bakteri yang hidup pada suhu 400C sampai 500C dengan pH 8. Contoh bakteri termofilik yaitu Bacillus sp., B. circularis, B. subtilis dan B. licheniformis.

  2. Actinomycetes. Actinomycetes merupakan mikroorganisme yang muncul pada tahapan termofil, pemasakan, dan pendinginan. Mikroorganisme ini akan tumbuh pada pH 6,5-8 dengan suhu optimal 250C sampai 300C. Contohnya yaitu Nocardia, streptomyces, Thermoactinomyces, dan Micromonospora.

  3. Jamur atau Fungi. Fungi akan tumbuh dipengaruhi oleh ketersediaan sumber karbon, nitrogen, dan pH. Pada proses pembuatan pupuk kompos, fungi dapat dijumpai pada tahapan mesofil dan termofil. Contoh fungi yang berperan dalam proses pembuatan pupuk kompos yaitu Mucor sp., Rhizopus, dan Aspergillus sp. (kategori fungi termofil).

  4. Virus. Virus merupakan mikroorganisme yang terdapat pada feses sapi sebagai bahan pupuk kompos. Contoh virus tersebut yaitu Enterovirus yang merupakan virus penyebab diare, saluran pernafasan, polio, serta hepatitis.  

Bagaimana proses pembuatan pupuk kompos?

Cek postingan berikutnya ya!


Salam Peternakan!


Referensi:

Buku Panduan Praktikum Ilmu Penanganan Limbah Industri Peternakan. Fakultas Peternakan. UGM. 

Tantri, T., A. A. N. Supadma., dan I. D. M. Arthagama. 2016. Uji kualitas beberapa pupuk kompos yang beredar di Kota Denpasar. Jurnal Agroekoteknologi. 5(1): 52-62.

Ratriyanto, A., S. D. Widyawati., W. P. S. Suprayogi., S. Prastowo., dan N. Widyas. 2019. Pembuatan pupuk organik dari kotoran ternak untuk meningkatkan produksi pertanian. Jurnal Semar. 8(1): 9-13.

Widyasmara L., A. Pertiwiningrum., dan L. M. Yusiati. 2012. Pengaruh jenis kotoran ternak sebagai substrat dengan penambahan serasah daun jati (Tectona grandis) terhadap karakteristik biogas pada proses fermentasi. Jurnal Peternakan. 36(1): 40-47.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Catatan Peternakan #12: Rekomendasi Program Kerja KKN Jurusan Peternakan

Makepung: Warisan Hidup Masyarakat Agraris Jembrana

Cerita Tentang Kerbau Gayo di Gayo Lues, Aceh #1